Kepikiran Soal Kondisi Ekonomi Indonesia

Beberapa hari lagi nih Prabs mau dilantik, udah muncul kabar kalau bakal ada 46 kementerian, jumlah yang sangat banyak akibat berbagi kue dengan banyak pihak. Nah tiap kementerian ini ga cuman dipimpin seorang menteri, kalau Prabs mau ngikuti M bisa kita lihat setidaknya ada 1 atau 2 wakil menterinya, kalau dijumlahin semuanya bisa sekitar 100 menteri + wamen.

Menteri, wamen, presiden, wakil presiden masih punya staff lagi yang sudah bukan rahasia lagi biasanya diakomodasi buat bagi-bagi kue. Kalau diitung sama staffnya mungkin ya bisa sampai 500an orang, nah semuanya butuh digaji dari uang negara. Masalahnya nih uang negara dari mana lagi kalau bukan dari pajak dan utang. Dengan semakin banyak perut yang harus diberi makan, bisa diprediksikan setidaknya selama 5 tahun ke depan besaran pajak yang dipungut dari rakyat akan meningkat demikian pula dengan jumlah utang negara. 

Gembar-gembor mendatangkan investasi luar negeri tidak terasa dampaknya selama rezim M, yang sering saya baca adalah investasi dalam bentuk ekstraksi SDA dari mainland yang seringkali menimbulkan masalah lingkungan. Kalau Prabs ini ga bisa beda dari M, ya bisa dipastikan investasi luar negeri bakal gini-gini aja, ga ada peningkatan nilai industri dalam negeri. Ditambah dengan judi online yang tidak diberantas dengan serius, semakin menguaplah uang rakyat.

Resiko yang setidaknya bisa terjadi adalah nilai tukar Rupiah semakin hancur karena negara tidak kompetitif secara ekonomi. Tidak punya daya saing yang bagus untuk menarik investasi akibat ketidakpastian hukum. Pejabat yang seharusnya memikirkan negara biasanya ya mikir seputar lingkar utamanya atau oligarki.

Saya sarankan untuk bersiap menghadapi badai yang mungkin terjadi. Tabungan jangan semuanya dalam bentuk uang Rupiah karena nilainya terus turun. Uang 100 ribu saat ini terasa tidak bernilai karena kalau dibelanjakan hanya dapat barang yang jumlahnya tidak sebanyak dulu. Ditambah dengan besaran gaji yang jalan di tempat, semakin turunlah nilai Rupiah. Saya sarankan untuk mendivestasikan aset, sebagian gunakan untuk membeli emas, setidaknya bisa untuk tabungan jangka panjang sebagai pelindung dari inflasi. Kalau pembaca masih bisa, investasi untuk diri sendiri dengan mempelajari bahasa asing. Dengan bekal bahasa asing tersebut carilah kesempatan kerja yang lebih baik di luar negeri. Persaingan mendapatkan pekerjaan yang layak di dalam negeri sangat padat karena jumlah lapangan kerja tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja walaupun pemerintah mengklaim sudah dibantu dengan UU Cipta Kerja yang ironisnya mempermudah PHK.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Inheritance (Pewarisan) di Java

Review Singkat Pilihan Transportasi Umum Rute Solo - Wonosobo

Physical address dan Logical Address dalam Jaringan Komputer