Day 4 Prabowo Gibran

Pergantian Nomenklatur Kominfo


Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berganti nama menjadi Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi). Menurut Meutya Hafid, menteri Komdigi, pergantian nama tersebut untuk mengakomodasi pandangan presiden yang ingin menitik beratkan pada aspek digital. Sejumlah pekerjaan yang diutamakan oleh Komdigi ini di antaranya adalah keamanan digital, pemberantasan pinjaman online (pinjol) ilegal dan judi online (judol).

Latar Belakang Meutya Hafid, Menteri Komdigi

Meutya Hafid akan mengemban posisi sebagai Menteri Komunikasi Digital (Komdigi). Berdasarkan pencarian informasi yang dilakukan, Meutya Hafid ini awalnya adalah seorang jurnalis Metro TV. Pada tahun 2005, dirinya bersama seorang kameramen bernama Budiyanto menjadi korban penyanderaan yang dilakukan oleh ISIS selama 7 hari ketika meliput di Irak.

Sedangkan dari background pendidikannya, ternyata Meutya Hafid ini tidak pernah mengemban pendidikan Informatika atau background pendidikan bidang digital lainnya. Tercatat Meutya Hafid ini menempuh pendidikan tinggi di Manufacturing Engineering The Universuty of New South Wales Sydney pada 1996-2000. Setelah itu lanjut S2 di Ilmu Politik di Universitas Indonesia. Kemudian pada 2009, Meutya bergabung dengan Partai Golkar. Ia menjadi Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara I pada tahun yang sama. Berdasarkan artikel yang ditulis CNBC, Meutya Hafid selama menjadi anggota parlemen aktif mengangkat isu keterwakilan perempuan di parlemen dan memperjuangkan isu-isu gender. Ia menjadi salah satu suara terdepan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak, serta mendorong peran lebih besar bagi perempuan di berbagai sektor, termasuk politik. Pengalaman Meutya Hafid yang nyrempet-nyrempet bidang informasi hanyalah sebagai kursi Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi seperti masalah pertahanan, luar negeri, komunikasi, dan informasi. Patut kita amati apakah dahaga akan adanya menteri yang betul-betul kompeten untuk mengatasi masalah ke-IT-an Indonesia masih akan berlanjut.

Diklat Militer Ala-ala untuk Para Menteri

Mengutip berita dari detik.com, AHY dan Giring mengungkapkan adanya acara pembekalan menteri dan wakil menteri di Akmil Magelang. Ketoknya ini semacam diklat lapangan bernuansa militer ala-ala diklat CPNS. Mungkin Prabowo menginginkan jajaran kabinetnya dibekali wawasan kebangsaaan dan memiliki muatan cinta tanah air yang mencukupi. Namun demikian hendaknya Prabowo tidak lupa bahwa personel kabinetnya bukan fresh graduate yang masih gampang didoktrinasi karena kebanyakan pasti membawa misi tersendiri. Bagaimana tidak, sebagian pengisi jabatan menteri adalah titipan dari presiden sebelumnya. Demikian pula acara diklat ala-ala ini membutuhkan anggaran yang sangat besar.

Kurs Rupiah terhadap US Dollar pada 23/10/2024 berdasarkan hasil googling didapatkan 1 USD = 15.622,24 Rupiah

Day 5

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Inheritance (Pewarisan) di Java

Review Singkat Pilihan Transportasi Umum Rute Solo - Wonosobo

Physical address dan Logical Address dalam Jaringan Komputer