Tentang Makhluk Tuhan Bernama Perempuan

"Semua laki-laki sama saja", begitu yang sering kita dengar dari perempuan begitu ada kebrengsekan laki-laki. Tidak salah memang karena secara umum memang bisa ditarik garis besar ada sejumlah hal yang sama di kebanyakan laki-laki yang umumnya cuek dan berlawanan sifat dengan perempuan yang begitu perasa.

Kalau didalami lebih jauh, sebenarnya bisa juga dibalik bahwa "semua perempuan sama saja". Pada umumnya kita semua setuju, butuh banyak effort untuk memahami perempuan. Pernah ada meme yang menunjukkan sebuah buku "bagaimana memahami perempuan", bukunya begitu tebal namun setelah dibuka halamannya kosong karena memang sudah menjadi stereotype bahwa banyak laki-laki tidak bisa memahami perempuan.

Setelah melakukan sejumlah survey berdasarkan pengalaman pribadi, sebenarnya kepribadian perempuan itu bermacam-macam karena beragamnya latar belakang, gaya hidup, dan sudut pandang yang melekat pada individunya. Namun kalau ditarik garis besar sebenarnya intinya sama. Perempuan secara umum adalah makhluk perasa yang tidak bisa dijustifikasi dengan logika semata. Karena bertolak belakang dengan laki-laki, karakteristik ini seringkali tidak bisa ditangkap oleh laki-laki, seringkali juga karena ego tinggi yang menilai perasaan perempuan kurang penting. Ya ironis memang.

Agar sebuah hubungan lawan jenis bisa langgeng, diperlukan pemahaman dan kedewasaan diri antara kedua belah pihak. Namun perlu diingat untuk tidak menaruh harapan, realitanya memang sepahit itu. Berharap ke manusia seringkali berakhir dengan kekecewaan. Jadi apa yang harus dilakukan? Lakukan yang terbaik, lalu lupakan, jangan pernah mengharapkan mendapat imbalan dari apa yang sudah dilakukan. 

Realita hubungan lawan jenis yang penuh dengan konsep mengikhlaskan ini membuat saya heran dengan yang masih menganggap hubungan lawan jenis hanya di seputar kenthu. Kalau anda masih menganggap demikian, anda belum merasakan hidup yang sebenarnya.