Tinggal Skripsi tapi Sibuk Kerja, Baiknya Gimana?
Skripsi bagi mahasiswa tingkat akhir merupakan sebuah kewajiban. Seringkali ketika sudah di titik akhir, semua mata kuliah sudah diambil dan hanya menyisakan skripsi, mahasiswa akan masuk ke "rutinitas" yang penuh cobaan. Bimbingan rutin menjadi tuntutan, progress skripsi adalah pertanyaan, namun ternyata tidak sedikit yang tumbang dalam perjalanan.
"Gugurnya" pejuang skripsi bisa karena banyak hal. Beberapa hal yang sering kali saya temui misalnya (1) kebingungan berlarut-larut mencari ide mau mengerjakan apa, (2) kebingungan teknis mengerjakan skripsi, (3) masalah percintaan, (4) masalah keluarga, (5) depresi karena kondisi yang serba tidak menentu saat skripsi, (6) bekerja, dll. Saya akan fokus ke poin terakhir yaitu godaan bekerja saat masih punya tanggungan skripsi.
Mahasiswa bekerja bukan hal yang salah, namun akan menjadi sebuah kondisi yang dilematis dalam masa skripsi apalagi sebagian besar mahasiswa sulit untuk fokus dan membagi waktu antara bekerja dan mengerjakan skripsi. Memang terkadang mahasiswa terpaksa bekerja karena keadaan, terpaksa menjadi tulang punggung keluarga karena kondisi yang memaksa. Itu adalah hal lain, saya bisa memaklumi. Namun perlu diperhatikan dan dipertimbangkan kembali, kalau masih memungkinkan untuk diselesaikan tanggungannya.
Untuk mahasiswa, biasanya jurusan IT beda lagi kasusnya. Sebagian besar, terutama yang jago biasanya punya skill yang bisa dijual. Mereka mampu memanfaatkan kesempatan, mengisi lowongan yang ada karena mampu memenuhi spesifikasi yang diminta. Biasanya awalnya diniati untuk cari pengalaman, setelah itu ada bahaya yang mengintai.
Seperti yang dialami seorang mahasiswa saya, proposal skripsi sudah dibuat setahun yang lalu namun karena pekerjaan yang diambil cukup menyita waktu, tidak memungkinkan untuk memiliki waktu mengerjakan skripsi akhirnya skripsinya yang dikalahkan. Adanya income stabil juga cukup melenakan. Mahasiswa terpenuhi kebutuhannya, apalagi kalau belum punya kewajiban untuk menafkahi keluarga gaji dari pekerjaan IT ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi hingga mampu membeli sejumlah barang yang mungkin dulu belum bisa diberikan oleh orang tuanya.
Kalau begini gimana? Bekerja bukan hal yang salah, ada banyak hal positifnya juga. Namun ketika masih ada tanggungan untuk menyelesaikan skripsi sebaiknya pasang prioritas, pilih mana yang lebih penting untuk diselesaikan. Mungkin sekarang tanpa ijazah memang sudah cukup untuk mendapatkan apa yang kita mau, namun di sisi lain misalnya ada harapan orang tua yang dulu membiayai pendidikan kita. Tidak salah kalau orang tua punya harapan anaknya bisa selesai kuliah.
Untuk semua mahasiswa IT yang sedamg skripsi sambil bekerja, sebaiknya jangan korbankan skripsi. Selesaikan skripsi sebagai bentuk perjuangan membahagiakan orang tua. Selesaikan sripsi untuk menyelesaikan apa yang dulu pernah anda pilih yaitu memilih untuk berkuliah.
Comments
Post a Comment