Pengalaman Mencari Kerja Sampingan di Grup Telegram
Karena suatu kebutuhan, saya harus mencari pekerjaan sampingan untuk backup saat ini. Kondisi pandemi yang terjadi di seluruh dunia saat ini ternyata ikut berpengaruh juga ke dunia freelance job dan proyekan. Sebelumnya relatif mudah untuk meminta info adanya peluang freelance IT (coding, programmer) ke kolega-kolega saya, namun saat ini ternyata menjadi jauh lebih susah. Seorang teman yang saya tanya menceritakan kalau koleganya yang sebelumnya sering melempar proyekan freelance dari startup yang dirintisnya sekarang sudah bangkrut. Teman lain yang saya tanya menawarkan freelance mengajar devops, namun saya tahu diri belum punya kapabilitas di bidang tersebut.
Sampai kemudian saya mencari-cari grup freelance di Telegram. Beberapa grup saya dapatkan melalui fitur pencarian di aplikasi Telegram. Salah satunya adalah grup dengan nama "Freelancer - Indonesia". Saya amati grup tersebut yang paling ramai dibanding grup lain yang saya temukan, dengan 25 ribu lebih membernya. Namun seperti grup-grup yang lain, di grup "Freelancer - Indonesia" realita tidak seindah yang saya bayangkan. Lebih banyak member yang struggle mencari lowongan dibandingkan yang memberikan tawaran kerja freelance, selain itu juga bidang pekerjaan terlalu luas karena grup memang tidak spesifik, yang saya butuhkan tentu saja lowongan bidang IT. Di dalam grup cukup random, mulai dari bitcoin, joki tugas, hingga yang mainstream semisal desain grafis.
Sampai pada 3 Maret 2021 saya melihat ada mbak-mbak yang memposting mencari jasa setup Laravel di CentOS. Wah sesuai sekali ini dengan yang saya cari, langsung gerak cepat untuk mengirimkan japri. Saya perkenalkan diri dan menanyakan apakah mbaknya sudah mendapat freelancer untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dan ternyata mbaknya masih mencari-cari, sampai kemudian saya ditanya berapa biaya yang saya bebankan untuk mengerjakan setup tersebut, saya pun menjawabnya. Namun sungguh sedih, kemudian mbaknya tidak menanggapi setelah saya membalas, diread pun tidak. Sampai keesokan harinya, keesokan hari, dan begitu seterusnya. Saya kemudian sadar telah menjadi korban ghosting.
Tak patah arang, pada 16 dan 17 Maret saya kirimkan chat lagi melalui telegram untuk menanyakan apakah pekerjaan akan dilanjut. Dan ternyata masih tanpa balasan. Hingga kemudian di tanggal 26 Maret 2021, akhirnya mbaknya membalas. Mbaknya meminta maaf karena belum mengabari, keputusan kantornya menunda migrasi hingga akhirnya pekerjaan yang ditawarkannya terlupakan. Eh tapi kemudian masih di hari yang sama, mbaknya menanyakan apakah saya bisa melakukan setup. Ternyata rezeki masih untuk saya, langsunglah saya gercep dan mengiyakan untuk melakukan setup pada jam 2 siang.
Setup Laravel dilakukan melalui aplikasi remote desktop, jadi saya tidak diberikan akses langsung dari luar. Cukup kaget saya ternyata pekerjaan yang ditawarkan mbaknya ini adalah dari sebuah perusahaan pemerintah (menyesal saya pasang tarif murmer), tak masalah sekarang berapa pun nominalnya gasak sajalah. Aplikasi remote desktop yang dipakai adalah Anydesk, saya baru mendengar nama aplikasi tersebut, sebelumnya saya hanya tahu Team Viewer. Untungnya Anydesk ini tersedia juga untuk Linux, jadi saya tidak perlu pindah OS. Singkat cerita, proses setup akhirnya selesai setelah 2,5 jam.
Dari pengalaman saya ini, saya bisa memberikan tips dan masukan untuk pembaca : jeli lihat peluang dan jangan menyerah.
Pekerjaan sampingan ada, memang susah dicari namun bisa dicari. Cermati grup-grup online di sejumlah aplikasi, atau gunakan koneksi relasi yang anda miliki. Bisa jadi teman anda atau mungkin teman bapak anda membutuhkan jasa anda. Kemudian apabila ada kendala yang menyebabkan belum sesuai dengan harapan, jangan menyerah. Awalnya saya sudah pasrah kena ghosting, eh ternyata masih bisa dilanjutkan dan pekerjaan sampingan saya dapatkan.
Demikian yang bisa saya ceritakan mengenai pengalaman saya mencari pekerjaan sampingan. Apabila teman-teman memiliki pengalaman yang lain, silakan tulis di kolom komentar ya :)
Comments
Post a Comment