Wejangan tentang Jodoh
Masalah jodoh adalah sesuatu yang sangat krusial dan tidak akan pernah habis untuk dibahas. Beberapa tahun yang lalu saya mampir mengunjungi Budhe saya yang waktu itu tinggal sendiri setelah Pakdhe wafat. Waktu itu saya memang masih dalam fase mencari jodoh sementara memang sudah masuk usia bisa menikah. Singkat cerita, beliau menuturkan mengenai 3 hal yang sering disebutkan yaitu bibit, bebet, bobot.
Bibit, hendaknya melihat tentang asal-usul orang yang kita pilih menjadi pasangan. Pilih dari keturunan orang baik-baik, jelas asal-usulnya. Bukanlah hal yang bijak bila memilih jodoh tanpa mengetahui latar belakang orang tersebut.
Bebet, menikah bukan hanya urusan dua orang namun bagaimana menyatukan dua keluarga, cari calon yang bisa bergaul dan berinteraksi dengan baik dengan keluarga. Begitu pula dengan keluarga calon tersebut juga harus menjadi pertimbangan, jangan sampai setelah menikah dua keluarga yang terlibat menjadi tidak akur. Intinya untuk bebet ini adalah tentang interaksi dan pergaulan.
Bobot, anak akan sering tanya ke ibunya. Cari calon yang memiliki bekal ilmu yang cukup, kalau saya tangkap dari penjelasan Budhe, yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana kesiapan calon bila nanti berkeluarga, mengurus anak, dll. Termasuk memilih yang tidak terlalu jauh beda tingkatan pendidikan (walaupun tidak harus).
Saat ini saya sudah menikah, sudah punya seorang anak laki-laki dan otw hadir anak kedua. Namun budhe saya dan kedua orang tua saya sudah wafat. Dunia jadi berbeda saat orang-orang di dekat kita sudah tidak hadir membersamai. Namun nasihat dan kenangan dari mereka setidaknya dapat menjadi obat kerinduan saat rasa rindu menerpa.
Balik lagi ke bibit, bebet, dan bobot tadi. Ketiganya memang perlu untuk dipertimbangkan untuk mengukur bagaimana nanti hubungan kita dengan jodoh, dengan keluarganya, dengan kebiasaan dan gaya hidupnya. Menurut saya perlu juga kita melihat dan memahami bagaimana sudut pandang berpikir dari seseorang yang akan kita jadikan teman hidup karena seringkali bibit, bebet, dan bobot tersebut adalah apa yang nampak dari luar sedangkan pikiran yang ada di dalam masih tersembunyi. Sering-seringlah berdiskusi, bertukar pikiran mengenai apapun dengan calon pasangan sebagai salah satu penilaian kecocokan.
Namun soal jodoh sebenarnya belum berhenti setelah kita menikah. Setelah menikah masih banyak hal yang akan terjadi, banyak-banyaklah kita berdoa agar pernikahan yang kita jalani membawa keberkahan. Seumur hidup yang akan kita jalani dengan jodoh kita tentu ada naik turunnya, jangan hanya kita siap ketika naik namun kaget ketika mengalami turunnya.
Comments
Post a Comment