Posts

Using DWM: A Psychopath Window Manager

Image
After a long time using Openbox + Polybar, my urge to tinker flared up again. This time I want to explore a minimalist window manager that’s extremely simple, without any unnecessary extras — it is  dwm .  So, what is dwm?  dwm is an Xorg-based window manager created by the suckless community . The word “suck” we often hear as slang meaning bad or crap. Literally “suckless” can be interpreted as “not bad” → i.e. good. The suckless community focuses on building high-quality programs, meaning non-bloated, straight to the point, doing their job without unnecessary fluff — extremely minimal. And dwm is exactly like that: it’s not flashy, but for advanced users who truly appreciate simplicity and resource efficiency, dwm is the right window manager. dwm 6.5 on Debian Trixie without wallpaper How do you use it? Install it first using this command (Debian-based distro) : sudo apt install dwm suckless-tools  After that, restart / log out and choose the dwm session in your di...

Uneg-uneg Soal Pengembangan Aplikasi Android Sekarang Ini

Image
Saya sudah lumayan lama tidak mengikuti development aplikasi native Android sejak toolsnya (Android Studio, Android SDK) terasa makin berat: makan banyak resource CPU dan RAM di laptop spek menengah ke bawah. Saya dulu sempat memiliki akun developer Android yang memungkinkan saya untuk mengupload aplikasi ke Google Play, yang dulu bayarnya masih USD 25, namun karena tidak telaten akhirnya akun itu sekarang sudah hangus. Saya merasa environment Android sudah jauh berbeda, kurang menarik lagi untuk oprek-operakan tidak seperti dulu yang mana masih banyak custom ROM dan tools pengembangan aplikasi yang ramah buat laptop spek majapahit. Sampai kemudian saya membaca ada perubahan cukup radikal yang katanya akan sangat sulit untuk menginstall file .apk di luar Google Play (atau istilah lainnya adalah sideloading). Dibaca dari berita resminya , latar belakang perubahan ini adalah karena maraknya malware yang menyerang ponsel Android lewat mekanisme sideloading, menurut analisis dari Goo...

Menggunakan DWM : Window Manager yang Minimalis

Image
Setelah sekian lama menggunakan openbox + polybar, hasrat ngoprek saya kembali bergelora. Kali ini saya ingin mengekplorasi window manager minimalis yang sangat sederhana tanpa tambahan yang tidak perlu, dan pilhan itu jatuh pada dwm .  Apa itu dwm?  dwm adalah window manager berbasis xorg yang dibuat oleh komunitas suckless. Kata "suck" ini sering kita dengar sebagai bahasa slang yang maknanya jelek atau payah. Secara harfiah suckless bisa diartikan "tidak jelek" atau bagus. Komunitas suckless ini memang fokus membuat program-program berkualitas, dalam artian program tersebut tidak bloat, to the point menjalankan fungsinya tanpa embel-embel hal lain yang tidak perlu sehingga dirasakan sangat minimalis. Demkian pula dengan dwm ini yang memang tidak rame, namun bagi pengguna tingkat lanjut yang sangat terobsesi mengapresiasi kesederhanaan dan hemat sumber daya, dwm ini adalah window manager yang tepat! tampilan DWM 6.5 di Debian Trixie tanpa wallpaper Bagaimana cara...

Pengalaman Menggunakan Asus Vivobook A1407CA

Image
Pada akhir bulan Juni 2025 lalu saya memantapkan hati untuk upgrade laptop ke Asus Vivobook A1407CA  setelah laptop Dell Vostro 3400 yang ditenagai int*l core i3 gen 11 sudah saya rasa kurang bertenaga untuk pekerjaan berat. Asus Vivobook A1407CA, saya juga dapat warna seperti ini biru dongker gelap. Kalau menurut Asus ini warna Quiet Blue. Mengapa pilih ini? Tujuan utama adalah mencari laptop dengan spesifikasi jeroan yang lebih perkasa, terutama dari CPU dan RAM. Asus yang saya pilih ini ditenagai int*l core ultra 5 225 H yang menurut hasil benchmark sudah cukup tinggi, dengan 14 core dan 14 thread saya memiliki ekspektasi laptop ini masih mampu mengikuti perkembangan software setidaknya hingga 7 sampai 10 tahun ke depan. Ditambah pula dengan kapasitas RAM yang saya maksimalkan hingga 32 GB, setidaknya saya tidak khawatir kehabisan memory untuk kerja kuli. Harganya juga masih masuk akal, setelah tambah RAM ke 32 GB dan storage ke 1 TB, saya mendapatkannya di harga 12 jutaan. Di ...

Adjusting Screen Brightness via the Linux Terminal

Image
Screen brightness can be easily adjusted using the available menu in your Linux desktop environment, or directly by pressing the keyboard shortcut assigned to brightness control. In addition, you can also adjust screen brightness through the Linux command line (terminal). This can be done using a tool called brightnessctl . First, install brightnessctl . On Debian-based systems, you can do this by running the following command: sudo apt install brightnessctl installing brightnessctl To check the current screen brightness level, execute the command:  brightnessctl The output will display the current brightness percentage. To adjust the screen brightness, use the command: brightnessctl set number% For example, as shown in the following screenshot. adjust screen brightness  

Mengatur Kecerahan (Brightness) Layar Lewat Terminal Linux

Image
Brightness / kecerahan layar dapat diatur dengan mudah melalui menu yang tersedia pada desktop environtment Linux, bisa pula langsung dengan menekan tombol keyboard yang menjadi shortcut untuk mengatur kecerahan layar. Selain itu bisa juga dilakukan pengaturan kecerahan layar melalui command line / terminal linux. Hal tersebut dapat dilakukan menggunakan tool bernama brightnessctl. Install dulu brightnessctl, di Debian ini dapat dilakukan melalui perintah sudo apt install brightnessctl instalasi brightnessctl Untuk mengetahui kecerahan layar saat ini, eksekusi perintah brightnessctl. Output perintah akan menampilkan persentase kecerahan layar saat ini Sedangkan untuk mengatur kecerahan layar, gunakan perintah brightnessctl set angka_persentase% misalnya seperti yang ditunjukkan pada tangkapan layar berikut mengatur kecerahan layar  

Mengenang BlankOn Linux

Image
Apa itu BlankOn?  BlankOn adalah salah satu distribusi / distro Linux yang dikembangkan oleh pengembang asal Indonesia yang pertama kali muncul tahun 2004. Pada rentang tahun 2000an sampai 2010an, dunia perangkat lunak kode sumber terbuka di Indonesia sedang ramai-ramainya dengan pengembangan sejumlah distro Linux lokal yang ditujukan untuk pengguna dari negara Indonesia. Umumnya distro Linux lokal tersebut adalah hasil remaster dari distro lain yang populer seperti Ubuntu dan menyertakan antarmuka berbahasa Indonesia. Pengembang BlankOn Linux Pada awal kemunculannya, BlankOn dikembangkan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI). YPLI adalah semacam organisasi yang mempromosikan penggunaan Linux di Indonesia pada awal-awal kemunculan Linux. Saat ini saya sudah tidak pernah mendengar nama YPLI, mungkin sudah non aktif. Berdasarkan penelusuran yang saya lakukan, terdapat nama yang pernah menduduki posisi ketua YPLI yaitu Rusmanto Maryanto . Nama tersebut adalah salah satu legend...